" Engkau kilau mutiara
Yang menyangka dirimu debu belaka

Lisanmu gemerincing tasbih
Tak pernah jeda menimbun pahala "



Bait-bait puisi ini  merupakan penggalan dari beberapa puisi indah yang menghiasi kisah para "Bidadari Bumi" yang berkisah tentang wanita mulia yang patut dijadikan teladan dalam kehidupan kita, terutama bagi wanita muslimah yang di hari ini mengalami krisis keteladanan wanita-wanita salehah. Kisah-kisah kehidupan yang menyentuh hati, dramatik, mengalir, apa adanya, secara indah namun bersahaja disajikan oleh penulis dalam buku ini. Dan tentunya menjadi nilai tambah, bahwa kekuatan cerita juga didukung oleh kemampuan penulis untuk menghadirkan pengalaman suka-dukanya selama belajar di kota Tarim-Hadhramaut Yaman, saat ia berjumpa satu persatu dengan totoh-tokoh yang diceritakannya. Membacanya seolah berhadapan langsung dengan mereka, dan kita serasa ikut serta memetik pelajaran- pelajaran berharga dari mereka.

​

​TENTANG BIDADARI BUMI

​

Jika dalam hidup ini ada kebahagiaan yang harus saya bagi kepada sesama, maka mungkin inilah saat yang tepat bagi saya untuk mencoba.

Perjumpaan dengan wanita-wanita mulia di sela-sela masa belajar saya di Tarim, sebuah kota kecil di proponsi Hadhramaut merupakan satu anugrah Allah yang tak terkira dari sekian banyak anugrahNya yang membahagiakan hati saya. Rasanya seperti mimpi indah yang kemudian menjadi nyata. Sebab ternyata wanita-wanita mulia itu ada, mereka hidup di masa saya dan saya berjumpa dengan mereka, menerima banyak mutiara-mutiara berharga dari pelajaran dan perjalanan hidup mereka. Ya, mereka bukan wanita-wanita dari negeri dongeng, bukan bidadari yang ada di surga sana, mereka ada di sini, di bumi ini...

​

Mereka adalah para bidadari bumi.